Menulis Takdir

Menjamu Iblis dengan baik dalam pikiran,

Membiarkan Malikat tetap bertakhta dalam hati,

Sejenak menyelami telaga waktu agar sadar diri,


Mencoba menentang keinginan pikiran,

Belajar melawan kemauan hati,

Memaksakan menulis takdir sendiri,


Indera hanya memberi makna keberadaan,

Pikiran hanya memberi makna kebenaran,

Hati hanya memberi makna kebaikan,


Ada dalam batasan indera, tidak dipastikan memuat kebenaran dan kebaikan,

Benar dalam tinjauan pikiran, tidak dipastikan mememuat kebaikan,

Baik dalam takaran hati, sudah dipastikan memuat keberadaan dan kebenaran.


Abai & Penyesalan

Kadang kita abai pada sebuah hal, 
Karena kita merasa bahwa hal itu tidak penting,
Atau mungkin karena hal itu tidak kita perlukan saat ini. 

Setiap hal ..., 

Sekecil apapun, 
Hal yang tidak berharga, 
Atau bahkan hal yang tidak penting sama sekali, 
Akan selalu terjadi karena sebuah alasan yang kita tidak tahu. 

Akan ada saatnya kita faham, 
Bahwa setiap hal itu punya nilai, 
Bahkan tak ternilai karena sangat berharga bagi kita, 

Tapi ..., 
Mungkin akan kita alami, 
Ketika hal itu tidak lagi ada, 

Karna ..., 
Jika bukan hal itu yang meninggalkan kita, 
Maka kita yang akan meninggalkannya. 

Abai ..., 
Pada akhirnya membawa kita pada sebuah titik,
Titik yang manusia kenali sebagai penyesalan.

Tentangmu

Kadang memiliki kegilaan yang pantas, tapi entah kegilaan itu benar atau hanya sebatas keinginan yang belum terwujud.

Entah apa yang berbeda denganmu hingga tempurung kepalaku seakan hanya mengingat segala hal tentangmu. 

Akan tetap seperti ini hingga semua jelas apa yang akan menjadi akhirnya.

Optimisme & Keyakinan

Optimisme bukanlah keyakinan berlebih

Optimisme adalah ukuran sekaligus batasan kemampuan bukan kemauan

Karena kemauan kadang kala melampui kemampuan yang mebatasi optimisme

Kadang kala kita lupa bahwa optimisme tidak hadir begitu saja

Kadang kala kita lupa bahwa optimisme bertahan karena keyakinan

Kadang kala kita lupa bahwa keyakinan tidak hadir begitu saja

Kadang kala kita lupa bahwa keyakinan bertahan karena kita sadar bahwa ada Tuhan Yang Maha Atas Segalanya


Engkaulah Alasannya

Disemua jalan dalam hidupku, kutemukan banyak hal keliru. 

Hingga engkau memberiku jalan untuk menjauh dari segala kekeliruanku.

Engkaulah alasannya....
Kuserahkan segala kepercayaanku...
Kuberikan segala harapanku...

Ya....
Engkaulah alasannya...
Bukan hanya sebagai pilihan...
Tetapi lebih dari itu...

Engkaulah alasannya...
Alasan bagiku untuk hidup lebih dari apa yang seharusnya.

Surga Dunia

Terbesit dipikiran bahwa selama ini aku belum paham benar apa itu derita. 
Aku jadi tahu ternyata banyak orang menderita tanpa alasan, hanya rasa dan keterbatasan yang berteriak, padahal aku sering mendengar bahwa rasa takut akan lebih buruk daripada ketakutan itu sendiri. 
Lagipula aku ingin tahu: Apa itu kenyamanan dan kesenangan ?
Benarkah surga dunia itu ada ? 
Jika ia, bagaimana bentuknya ? 
Istri tujuh, uang trilyunan, rumah megah, perempuan cantik dan molek yang selalu disekelilingmu, keliling dunia, atau menjadi raja bangsat di sebuah negara ? 
Apa itu cukup ? 
Jika belum ! 
Maka apa yang ingin kau tahu tentang surga dunia itu sebenarnya tidak berbentuk. 

Hidup dan Takdir

Jika tak sanggup melawan takdir dalam kehidupanmu, 
maka jangan pernah berfikir bahwa takdir itu dari Tuhanmu. 

Tuhan tidak pernah memberi kita takdir dalam proses kehidupan,
tetapi Tuhan menetapkan takdir sesuai proses kehidupan yang sudah kita lewati. 

Bukan kita tidak mampu melawan dan merubah takdir, 
tapi kita keliru karena mengharapkan takdir berbeda 
namun pada kenyataannya kita hanya mau melalui proses yang sama setiap saat. 

Proses yang sama dalam hidup akan tetap berujung pada takdir yang sama. 
Jika mengharapkan takdir yang berbeda 
maka lakukan dan lalui proses yang berbeda dalam hidup hingga akhir.

"mc_moor13"

Manikmati Masalah

Masalah merupakan sebuah siklus. Siklus yang tentunya hanya berubah dari sudut pandang asas kebermanfaatan dari kondisi yang dialami oleh ma...